Memo II: Devosi Seorang Kawan
Tuhan, permintaanku begitu sederhana
dari segala kehebatan yang kautawarkan di dunia
aku hanya ingin mempunyai seorang kawan yang setia
seorang kawan yang penuh dengan rasa penasaran tentang dunia dan isinya
seorang kawan yang mengenal dirinya sendiri
seperti ia mengenal buku-buku yang ia gerayangi
seorang kawan yang memahami batasan pikirannya sendiri
pun orang-orang di sekitarnya dan orang-orang yang ia cintai
seorang kawan yang senantiasa mengingatkanku betapa berartinya kehadiranku di dunia ini
seorang kawan dengan daya imajinasi yang luar biasa
agar ia mampu membayangkan rasa duka yang ada padaku; agar ia mampu mengarang bahasa-bahasa cinta untukku secara cuma-cuma
seorang kawan yang dapat menopang tubuhku saat pikiranku memisahkan diri dan meninggalkan wujudnya
seorang kawan yang tak akan selalu ada untukku
tapi tak akan lelah mengukuhkan dirinya sebagai rumahku
seorang kawan yang ingin menunjukkan dunianya padaku
apa pun artinya itu
ketika pikiranku membangkang dan mataku berbintang-bintang
setelah hari telah usai
saat kumenangis berderai-derai
hanya seorang kawan untuk pulang
